Kamis, 11 Februari 2016

Pesawat latih TNI AU jatuh menimpa rumah penduduk di Malang

                    

Sebuah pesawat latih TNI AU jatuh di sebuah pemukiman di Malang. Dilaporkan seorang tewas. BBC sedang mengumpulkan informasi lebih jauh.


Sejumlah saksi mata melihat pesawat latih milik TNI AU jatuh di sebuah perkampungan padat penduduk di Jalan Laksamana Adisutjipto, Kecamatan Blimbing, Kota Malang, sekitar pukul 10.00 WIB.
"Sejumlah saksi mata melihat pesawat itu terbang rendah dan tiba-tiba jatuh, tetapi tidak ada suara ledakan," kata wartawan di Malang, Eko Widianto kepada wartawan BBC Indonesia, Heyder Affan, Rabu (10/02).
Menurutnya, lokasi jatuhnya pesawat berjarak sekitar 5km dari Lapangan udara TNI AU Abdurrahman Saleh di Kota Malang.
Sampai sekitar pukul 11.30, aparat kepolisian, petugas pemadam kebakaran dan aparat TNI tengah melakukan proses evakuasi di lokasi jatuhnya pesawat, kata Eko.

Nasib pilot

BBC Indonesia telah mencoba menghubungi Kadispen TNI AU Marsekal Pertama Dwi Badarmanto melalui telepon genggamnya, tetapi belum diangkat sampai pukul 11.30 WIB.
"Banyak warga mendatangi lokasi kejadian, tetapi dilarang mendekat oleh petugas. Polisi memasang garis kuning. Wartawan dilarang mendekat," kata Eko yang berada skeitar 200 meter dari lokasi jatuhnya pesawat.
Belum ada keterangan resmi dari pimpinan TNI AU dan pejabat terkait di kota Malang. "Kami juga belum mengetahui apakah ada korban jiwa akibat jatuhnya pesawat," kata Eko.
Belum jelas bagaimana nasib pilot dan kopilot pesawat naas tersebut, tetapi sejumlah pemberitaan menyebutkan mereka telah dilarikan ke rumah sakit terdekat dalam kondisi kritis.

Evakuasi korban

Beberapa saksi mata juga menyebutkan seorang warga sipil dalam kondisi terluka dilarikan ke rumah sakit. Diduga dia adalah pemilik rumah yang dijatuhi pesawat latih TNI tersebut.
"Beberapa warga kampung melihat ada proses evakuasi korban dari lokasi, namun belum ada kejelasan apakah ada korban jiwa," kata Eko Widianto.
Sementara, seorang warga kota Malang yang bernama Loudy, berusia 31 tahun, mengaku mendengar "suara kencang sekali dan diikuti getaran." Dia mengaku berada sekitar 200 meter dari lokasi jatuhnya pesawat.
"Saya tinggal 200 meter dari lokasi kejadian, tiba-tiba ada suara kencang sekali diikuti dengan getaran. Lampu di rumah sampai mati sebentar, setelah itu saya keluar, dan melihat ada rumah yang sudah rusak," kata Loudy kepada wartawan BBC Indonesia, Christine Franciska, Rabu (10/02).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar